Welcome To PMR GAHITA Let's Join Us

Materi UKS: Jajanan Sehat

Jajanan-jajanan yang ada di sekolah memang sangat menarik bagi anak, namun tak sedikit yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Mi instan, gorengan, ‘sosis-sosisan’, nugget, cilok dengan cocolan saus, cimol ditaburi bubuk oranye, minuman sachet siap olah, snack gurih yang mengandung MSG, dll. Itulah kira-kira macam-macam jajanan yang ditemukan di sekolah-sekolah sekarang ini. Harganya pun sangat murah sehingga anak semakin tertarik untuk mencoba.
Semua keasyikan itu sebenarnya berbanding terbalik dengan kualitas jajanan. Selain enak di lidah, jajanan-jajanan tadi juga dihargai murah. Namun, sudah dipastikan dapat membahayakan kesehatan anak, baik dari segi keamanan komposisinya maupun kebersihannya.
Masalah yang satu ini bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan orangtua murid saja. Walaupun lokasinya ada di sekolah dan sekitarnya, pemerintah juga mengemban tugas dalam mengawasi makanan maupun minuman yang disediakan bagi anak di sekolah. Pemerintah itu sendiri mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, bahkan sampai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).Adapun, untuk memperbaiki kualitas jajanan dan kantin sekolah, BPOM telah menggagas aksi nasional yang disebut dengan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS).

Materi PP: Penilaian Korban



1.  Penilaian keadaan
Pada saat sampai di lokasi kejadian hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menilai keadaan sekitar. Apakah aman atau tidak bagi dirinya. Jika ragu lebih baik minta bantuan kepada orang dewasa. Perhatikan :

  1. Bagaimana kondisi pada saat itu ?
  2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?
  3. Bagaimana mengatasinya ?
Secara umum tugas seorang penolong saat tiba di lokasi adalah :
  1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang orang disekitar lokasi kejadian
  2. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan
  3. Menentukan keadaan umum kejadian ( mekanisme cedera )
  4. Mengenali dan mengatasi gangguan cedera yang mengancam nyawa
  5. Stabilkan penderita dan meneruskan pemantauan
  6. Minta bantuan bila diperlukan

Dalam melakukan tugas sebagai penolong, juga diperlukan berbagai informasi untuk menunjang penilaian. Tahukah kamu, informasi dapat kita peroleh dari:
-Kejadian itu sendiri
-Penderita (bila sadar)
-Keluarga (Saksi)
-Mekanisme kejadian
-Perubahan bentuk yang nyata ( cedera yang jelas )
-Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.

2.  Penilaian dini

Pada saat menghadapi penderita, kita perlu menentukan kondisi penderita secara umum. Hal-hal yang ditentukan yaitu :
a.  Kesan umum
     Langkah ini digunakan untuk menentukan apakah penderita merupakan kasus trauma atau kasus medis. Perbedaannya adalah sebagai berikut.

  • Kasus Trauma  : Kasus    yang    disebabkan    oleh    suatu    ruda-paksa Mempunyai  tanda-tanda  yang  jelas  dan  terlihat  da atau  teraba.  Misalnya  luka  terbuka,  memar,  patah tulang da lain sebagainya
  • Kasus Medis    : Kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda- paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.

b.  Memeriksa Kesadaran
Ada empat tingkatan kesadaran penderita, yaitu :
1. Awas    = Alert
2. Suara    =  Voice
3. Nyeri    =  Pain
4. Tidak Respon    =  Un Respon 


selalu ingat ASNT = AVPU


c.  Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik
Jika penderita tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi.

d.  Untuk menilai pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus menilai pernapasan penderita dengan cara :

  • Lihat
  • Dengar
  • Rasakan

e. Menilai denyut nadi
Sebelum melakukannya, kita lihat dulu kondisi korban apakah sadar atau tidak. Jika sadar, cara yang digunakan adalah dengan meraba nadi pergelangan tangan (radial). Sedangkan bagi korban yang tidak sadar, nadi yang  diperiksa adalah di bagian leher (Carotis)

f. Hubungi Bantuan
Usahakan untuk segera minta bantuan rujukan. Kita bisa meminta bantuan kepada orang lain atau melakukannya sendiri. Misalnya dengan telepon.

3. Pemeriksaan Fisik

Agar lebih mudah mengingatnya,kita menyebut tanda-tanda tersebut dengan istilah PLNB.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut kndisi korban, perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dari ujung kepala sampai ujung kaki.
1.    Kepala
2.    Leher
3.    Dada
4.    Perut
5.    Punggung
6.    Panggul
7.    Anggota gerak atas dan bawah 


PENTING !

Pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan sensasi dan sirkulasi

PEMERIKSAAN DENYUT NADI

Setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan berkonstraksi saat darah melaluinya . Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung

Denyut nadi dapat diperiksa di bagian :
a. Leher (Pembuluh nadi leher/ Arteri karotis )
b. Lengan atas (Pembuluh nadi lengan atas/Arteri brakialis)
c. Pergelangan tangan (Pembuluh nadi pergelangan tangan/A. radialis)
d. Lipat paha (Pembuluh nadi lipat paha/ A.femoralis)

Cara memeriksa nadi:
1. Pasien berbaring atau duduk dengan tenang
2. Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah
3. Tekan  sedikit  sampai  nadi  teraba  ,  lalu  mulai  menghitung  sambil melihat penunjuk detik pada jam .
4. Bila denyut nadi     teratur, nadi diperiksa selama 15 detik dan h a s i l n y a    d i k a l i k a n     4    u n t u k mendapatkan denyut nadi permenit. Bila denyut nadi tidak teratur, harus diukur selama 60 detik
5. Laporkan  juga  teratur  atau  tidak, kuat    atau    lemah    denyut    nadi penderita

Denyut Nadi
Bayi    : 120 – 150 X/menit  Anak    : 80 – 150 X/menit  Dewasa    : 60 – 90 X/menit

PEMERIKSAAN PERNAPASAN

Pada    penderita    sadar    jangan    sampai    penderita    mengetahui    bahwa frekwensi pernapasannya sedang dihitung. Genggam tangan penderita lalu letakkan diatas diatas dada atau perut penderita, lalu amati gerakkan naik turunnya.
Satu    pernapasan    adalah    satu    kali    menghirup    napas    dan    satu    kali mengeluarkan  napas  (satu  kali  gerakan  naik  dan  turun).  Pernapasan dihitung selama 30 detik, lalu dikalikan 2 untuk mendapatakan frekuesi pernapasan permenit.

Frekwensi Pernapasan
Bayi    : 25 – 50 X/menit Anak    : 15 – 30 X/menit Dewasa    : 12 – 20 X/menit

PEMERIKSAAN SUHU

Pada pemeriksaan suhu tubuh cukup diperoleh data suhu relatif. Apakah ada peningkatan atau penurunan suhu yang dilakukan dengan perabaan dengan menggunakan punggung tangan pada dahi atau leher.
Kelembaban kulit juga harus dinilai (berkeringat/kering)

Warna kulit juga perlu dinilai.
Pucat
   Dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah
Kemerahan
   Tekanan  darah  tinggi,  keracunan  alcohol,  luka  bakar, demam, penyakit infeksi
Kebiruan (sianossi) 
   Kurangnya    oksigen    dalam darah.
Kekuningan
   Sering    merupakan    tanda gangguan hati
Biru kehitaman
  Tanda perdarahan bawah kulit

4. RIWAYAT PENDERITA

Untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian atau perjalanan suatu penyakit maka diperlukan wawancara yang dapat  dilakukan  dengan  penderita,  keluarganya  atau  saksi  mata.  Riwat penderita ini sangat penting pada kasus medis.Untuk memudahkan, dikenal akronim KOMPAK .

K =  Keluhan utama
Sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita . Gejala adalah hal-hal yang hanya  dapat  dirasakan  oleh  penderita  misalnya  nyeri,  pusing.  Tanda adalah hal-hal yang dapat diamati oleh orang lain . Saat melakukan Tanya jawab hindari jawaban YA atau TIDAK. Usahakan memberikan pertanyaan terbuka .
O =  Obat – obatan yang diminum
Tanyakan apakah penderita sedang dalam proses pengobatan. Gangguan yang dialami mungkin akibat lupa minum atau menelan obat tertentu contohnya seorang penderita kencing manis mengalami masalah kadar gula derah yang tinggi karena lupa minum obat sebelum makan.
M =  Makanan / Minuman terakhir
Hal  ini  dapat  dijadikan  dasar  terjadinya  kehilangan  kesadaran  pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalai pembedahan di RS.
P =  Penyakit yang diderita
Riwayat  penyakit  yang  sedang  diderita  atau  pernah  diderita  yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini. Contoh : asma dan jantung.
A =  Alergi yang Dialami
Perlu dicari apakah penyebab pada penderita ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi terhadap bahan-bahan tertentu . umumnya penderita atau  keluarga  sudah  mengetahuinya  dan  sudah  memahami  mengatasi keadaan itu.
K =  Kejadian
Kejadian  yang  dialami  penderita  sebelum  kecelakaan  atau  sebelum timbulnya Waspadai Gejala dan Tandanya! penyakit yang diderita saat ini. 


INGAT!!!
Penolong tidak membuat diagnosa, tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya.


5. PEMERIKSAAN BERKALA

Usahakan  pemeriksaan  terus  dilanjutkan  secara  berkelanjutan  sebelum mendapat pertolongan medis. Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
-    Tingkat kesadaran
-    Nilai kembali jalan napas dan perbaii bila perlu
-    Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
-    Periksa kembali nadi penderita
-    Nilai kembali keadaan kulit : Suhu, kelembaban dan kondisinya
-    Periksa  kembali  secara  seksama  mungkin  ada  bagian  yang  belum diperiksa atau sengaja di lewati
-    Nilai kembali penatalaksanaan penderita (secara keseluruhan)
-    Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.


6. PELAPORAN

Setelah selesai menangani penderita dan penolong melakukannya dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya.
Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
-    Umur dan jenis kelamin penderita
-    Keluhan utama
-    Tingkat kesadaran
-    Keadaan jalan napas
-    Pernapasan
-    Denyut nadi
-    Pemeriksaan yang penting
-    KOMPAK yang penting
-    Penatalaksanaan
-    Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Prestasi PMR GAHITA


Prestasi Tahun 2013
  • PMR Terbaik se Ciputat
  • Juara 1 Jambore UKS Tangerang Selatan
  • Juara 2 Poster Kesehatan Tangerang Selatan
  • Juara 3 Kesehatan Gigi Tangerang Selatan
Prestasi Tahun 2014
  • Sekolah Sehat DinKes Tangsel dan Puskesmas Sawah Lama
  • PMR Terbaik se Tangerang Selatan
  • Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Sains se Ciputat
  • Juara 2 Karya Ilmiah Remaja Tangerang Selatan
  • Juara 2 OSN Fisika Jabodetabek
  • Juara 2 OSN Biologi Jabodetabek
  • Juara 3 OSM IPA KKM Tangerang Selatan
  • Juara 3 PKPR Tangerang Selatan
  • Juara 3 Donor Darah Sukarela Tangerang Selatan
Prestasi Tahun 2015
  • Sekolah Sehat DinKes Tangsel dan Puskesmas Sawah Lama
  • PMR Terbaik se Banten
  • PMR Terbaik se Tangerang Selatan
  • PMR Terbaik se DKI Jakarta Selatan
  • Juara 2 Desain Blog HUT PMI ke-70 Nasional
  • Juara 3 Video Iklan Kesehatan Jabodetabek UIN Jakarta
  • Juara 1 Rekor Tandu Cepat DKI Jakarta Selatan
  • Juara 2 PKPR Tangerang Selatan
  • Juara 1 Ayo Siaga Bencana Provinsi Banten
  • Juara 2 Pertolongan Pertama Provinsi Banten
  • Juara 2 Kepalangmerahan Provinsi Banten
  • Juara 2 Gizi dan Pangan Provinsi Banten
  • Juara 3 Tandu Cepat Puteri Provinsi Banten
  • Juara 3 Tandu Cepat Putera Provinsi Banten
  • Juara Umum PMR Madya Provinsi Banten
Prestasi Tahun 2016
  • Juara Harapan 1 Desain Logo Kemanusiaan
  • Juara 2 Lomba Cerdas Tangkas Tingkat Prov.Jawa Barat
  • Juara 3 Lomba Cerdas Tangkas Tingkat Prov.Jawa Barat
  • Juara 3 Tandu Campuran Tingkat Prov.Jawa Barat
  • Juara 1 Penyuluhan Remaja Sebaya Tingkat Prov.DKI Jakarta
  • Juara 1 Maket Desain Tingkat Prov.DKI Jakarta
  • Juara 1 Perawatan Keluarga Tingkat Prov.DKI Jakarta
  • Juara 1 Tandu Tutup Mata se Bogor Raya
  • Juara 1 Tandu Estafet se Bogor Raya
  • Juara 1 Tandu Tunggal se Bogor Raya
Prestasi Tahun 2017
  • Juara 1 Pertolongan Pertama Tingkat Kota Depok
  • Juara 2 Pertolongan Pertama Tingkat Kota Depok
  • Juara 2 Mading 3D Tingkat Kota Depok
  • Juara 3 LCT Tingkat Jakarta Selatan
  • Juara 2 Mading Tingkat Jakarta Selatan
  • Juara 3 Tandu Puteri Tingkat Jakarta Selatan
  • Juara 4 Tandu Putera Tingkat Jakarta Selatan
  • Juara 5 Tandu Putera Tingkat Jakarta Selatan
  • Peserta Terbaik Tingkat Jakarta Selatan
  • Juara 1 Mading 3D Tingkat Jakarta Barat
  • Juara 1 Tandu Tunggal Tingkat Jakarta Barat
  • Juara 2 Tandu Putera Tingkat Jakarta Barat
  • Juara 3 Tandu Puteri Tingkat Jakarta Barat
  • Juara 2 Debat Kemanusiaan Tingkat Jakarta Barat
  • Peserta Terbaik Tingkat Jakarta Barat
  • Juara 1 Konselor PKPR Tingkat Kota Tangerang Selatan
  • Juara 3 Menggambar Komputer Tingkat Jakarta Timur
  • Masuk acara Dunia Sehat "First Aid" DAAI TV
  • Masuk acara Inspirasi "Pelajar Kemanusiaan" ELSHINTA TV
  • Juara 3 Halang Rintang SMPN 161 Jakarta
  • Juara 2 Tandu SMPN 161 Jakarta
  • Juara 2 PP SMPN 161 Jakarta
  • Juara 1 LCT SMPN 161 Jakarta
  • Juara 1 Arsitektur Sekolah Siaga Bencana SMPN 2 Depok
  • Juara 3 Asitektur Sekolah Siaga Bencana SMPN 2 Depok 
  • Juara 1 Tandu Putera SMPN 2 Depok Tingkat Jawa Barat
  • Juara 1 Tandu Puteri SMPN 2 Depok Tingkat Jawa Barat
  • Juara 2 PRS SMPN 2 Depok Tingkat Jawa Barat
  • Juara 2 PP SMPN 2 Depok Tingkat Jawa Barat
  • Juara 1 Mading SMPN 2 Depok Tingkat Jawa Barat
  • Juara 1 Lomba Poster Digital SMPN 2 Depok Tingkat Jawa Barat
Prestasi Tahun 2018
  • Juara 2 KIR SAINS MAN Insan Cendekia
  • Juara 2 PP SMAN 1 Tarumajaya Bekasi
  • Juara 3 Tandu SMAN 1 Tarumajaya Bekasi
  • Juara 1 Mading SMAN 3 Cikarang Utara
  • Juara 1 Model Alat Siap Siaga Bencana SMAN 3 Cikarang Utara
  • Juara 1 PP SMAN 3 Cikarang Utara
  • Juara 1 Alat Penjernih Air SMAN 3 Cikarang Utara
  • Juara 2 Roket Air MA Insan Mandiri
  • Juara 3 Panahan MA Insan Mandiri

Materi ASB: Angin Puting Beliung


Materi Doras: Prosedur Donor


Materi UKS: PHBS Sekolah

PHBS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah yang merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 11-15 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS). PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

Tujuan PHBS
  1. Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
  2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
  3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
  4. Olahraga yang teratur dan terukur.
  5. Memberantas jentik nyamuk.
  6. Tidak merokok di sekolah.
  7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
  8. Membuang sampah pada tempatnya.

Sasaran PHBS Sekolah
  1. Siswa
  2. Guru dan kepala sekolah
  3. Masyarakat lingkungan sekolah

Manfaat PHBS Bagi Siswa :
  1. Setiap siswa menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
  2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
  3. Lingkungan sekolah asri, bersih dan nyaman.
  4. Menciptakan kantin sehat

Peran leader PHBS di sekolah
  1. Membentuk tim kelompok kerja, seperti PKPR atau PRS
  2. Pembuatan kebijakan PHBS di sekolah, seperti pembuangan sampah dan jum'at bersih
  3. Penyiapan infrastrukutur, seperti ruang UKS
  4. Melakukan pendataan pada buku kader.
  5. Melakukan sosialisasi PHBS kesehatan kepada setiap siswa
  6. Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya Ber-PHBS.
  7. Memantau kemajuan dan evaluasi pencapaian PHBS di sekolah
  8. Melibatkan pihak terkait seperti Puskesmas maupun PMI
Instagram
 
Partner : PMI TangSel | Puskesmas Sawah Baru | KSR UIN Jakarta
Copyright © 2016. PMR GAHITA - All Rights Reserved
FB/Instagram/Twitter/Youtube: pmrgahita
WA/SMS: 081219606358 | Email: pmrgahita@gmail.com